A. PEMILIHAN BAHAN ALAT PENANGKAP IKAN
Tipe dan jenis
alat penangkap ikan sangat beragam
demikian juga bahan pembuatnya
juga
beragam
jenis
dan t i p e n y a . U n t u k m e m p e r m u d a h mempelajarinya dilakukan penggolongan alat penangkap ikan. Menurut Supardi
Ardidja (2010), berdasarkan bahan utama alat penangkap ikan
secara umum diklasifikasikan menjadi
dua kelompok, yaitu:
1. Kelompok alat penangkap ikan bagian utamanya terbuat dari webbing. Struktur alat penangkap ini secara umum didominasi oleh satu atau lebih lembaran webbing. Kelompok alat penangkap ikan ini terdiri dari purse seine, lampara, gill net, trawl, beach seine, payang dan lain-lain.
2. Kelompok
alat penangkap ikan bagian utamanya terbuat dari tali. Struktur alat p e n a n g k a p ik a n s e c a r a u m u m didominasi oleh satu atau lebih utasan tali. Kelompok alat penangkap ikan ini anatara lain long line, vertical line, tonda, pole
and line, trolling.
A.
PELAMPUNG
Pelampung merupakan bagian dari alat tangkap yang berguna untuk menimbulkan gaya
angkat ke atas pada alat tangkap. Bahan
pelampung terbuat dari bahan yang memiliki masa jenis
lebih kecil dari rata- rata masa jenis air laut (1.025).
Bahan p e l a m p u n g d a p a t b e r a s a l d a r i tumbuhan/bagian
dari tumbuhan terutama pa da a la t ta ng ka p konvens iona l . Pelampung dengan bahan alami dari tumbuhan rata-rata memiliki usia pakai yang relatif pendek.
Sampai saat ini pelampung
dari bahan tumbuhan masih dipakai
terutama pada alat tangkap yang masih
sederhana atau konvensional contohnya pada payang. Pada alat
tangkap payang masih menggunakan pelampung dari
batang bambu. Bahkan bambu masih digunakan
untuk bahan pelampung untuk rumpon di beberapa daerah
di Jawa Tengah.
Bahan pelampung juga dapat berasal dari bahan sintetis atau buatan seperti vinyl atau plastik. Sebelum ditemukan bahan pelampung dari bahan buatan atau sintetis, pada beberapa alat tangkap menggunakan pelampung dari bahan aluminium dan dari kaca/glass. Pada alat penangkap ikan jenis t ra wl, sebelum ditemuka n ba ha n pelampung dari bahan buatan atau sintetis umumnya bahan pelampungnya terbuat dari aluminium. Bahan pelampung dari aluminium relatif mahal harganya dan tidak tahan terhadap garam. Pada alat tangkap long line dahulu terbuat dari bahan kaca atau glass. Pelampung ini mudah pecah dan harganya relatif mahal dan jenis ini saat ini sudah tidak digunakan lagi.
Pelampung pada berbagai alat tangkap bentukanya beragam. Bentuk pelampung disesuaikan dengan penggunaanya. Pada alat tangkap ikan jenis trawl bentuk pelampungnya umumnya berbentuk bola tengahnya kosong yang memiliki kuping atau sayap. Pelampung tersebut memiliki tingkat kekenyalan yang tinggi, tahan terhadap benturan dan tahan terhadap tekanan air laut sampai kedalaman air laut tertentu. Desain pelampung yang khusus ini disesuaikan dengan kebutuhan atau pengunaannya yang berfungsi untuk memanfaatkan efek dari hidrodinamika aliran air pada saat alat tangkap dioperasionalkan. Selain bentuk khusus tersebut juga ditujukan untuk menambah daya apung atau stabilitas alat tangkap saat dioperasikan. Bahan pelampung dari alat tangkap jenis trawl saat ini pada umumnya terbuat dari bahan buatan berjenis vinyl atau plastik.
C. BADAN ALAT TANGKAP
Bahan serat sintetis dalam pembuatan alat tangkap terdiri dari dari continuous filament, staple fibre, monofilament dan split fibre. Pada serat yang memiliki struktur countinuous filament biasanya memiliki panjang terbatas, memiliki diameter lebih kecil dari 0.05 mm. Countinuous filament yang biasanya untuk bahan alat penangkap ikan memiliki berat sekitar 0.6-2.0 gram per 1.000 meter. Yarn yang terbentuk dari s e j u m a h s e r a t b ia s a n y a d i s e b u t multifilament, memiliki sifat sangat lembut dan mengkilap kecuali telah mendapat perlakuan lain (Ardidja, 2010).
Pada bahan yang berasal dari staple fibre biasanya dipintal menjadi spun yarn, tekanan dari pintalan akan mengakibatkan daya rekat antar serat yang menyusun. Spun yarn memiliki permukaan yang kasar yang timbul dari munculnya ujung dari serat keluar dari pintalan. Hal ini disebabkan karena serat penyusun dari spun yarn berbentuk staple fibre yang memiliki panjang sekitar 40- 120 mm. sifat permukaan spun yarn yang kasar ini menguntungkan karena mencegah terjadinya slip atau melesetnya simpul.
Berdasasrkan konstruksi benang jaring dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu benang jaring yang di pintal (twisted) dan benang jaring yang dianyam (braided). Pemakaian jenis benang jaring untuk suatu alat penangkap ikan dapat berbeda antara daerah satu dengan daerah lainnya. Pada alat tangkap trawl dikawasan Asia umumnya menggunakan bahan serat dari jenis serat pintalan atau twisted. Semua bahan alat penangkap ikan berbentuk serat yang sesuai untuk bahan alat penangkap ikan yang secara langsung dijurai dengan mesin maupun tangan tanpa proses lanjutan disebut dengan netting yarn. Yarn adalah istilah umum yang mencakup semua tipe dan struktur produk langsung serat. Single yarn merupakan komponen benang jaring yang langsung dipintal secara sederhana dari sejumlah serat. Netting twine adalah benang jaring yang terbentuk dari dua atau lebih single yarn atau monofilament dengan hanya satu kali proses pemintalan. Benang jaring anyaman dibuat dengan cara menyilangkan atau mengayam tiga atau lebih benang sedemikan rupa sehingga benang-benang tersebut saling menyilang satu sama lain dalam formasi diagonal. Benang jaring dari hasil proses anyaman disebut dengan benang jaring anyam (braided netting yarn). Sistem anyaman memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan benang dari hasil pemintalan. Tali anyam tidak akan berubah bentuk dengan pengecilan strand akibat proses pemintalan. Tali anyam mampu membatasi tekukan-tekukan. Tali anyam sangat letur tidak mudah slip atau terurai. Tali anyam disamping memiliki kelebihan juga memiliki kekurangan yaitu tali anyam tidak dapat digulung seperti pada tali hasil pintalan dan breaking point tali anyam lebih kecil dari sistem pintalan. Pintalan atau sering disebut twist merupakan proses memilin single yarn, folded yarn atau benang jaring dalam arah putaran spiral. Arah spiral pintalan dinyatakan dengan huruf S atau Z. Beberapa benang jaring (yarn) yang dipintal atau dianyam disebut dengan strand.
P a d a b a h a n b e r b e n t u k s e r a t monofilament dapat langsung digunakan untuk membuat webbing dengan cara dijurai, misalnya serat polyamide monofilament (PA). PA monofilament transparan merupakan bahan yang sering digunakan untuk membuat jaring insang atau gill net. Pada alat tangkap gill net dibutuhkan bahan yang memiliki daya rangsang rendah terhadap organ penglihatan atau lateral line. Gill net merupakan alat penangkap ikan yang tergolong sederhana termasuk alat p e n a n g k a p ik a n y a n g p a s i f d a n dioperasikan pada jalur ruaya ikan. Bahan yang dibutuhkan untuk gill net adalah bahan yang tidak mudah kelihatan sehingga ikan mudah terjerat. Menurut Supardi Ardidja (2010), beberapa pertimbangan pemilihan bahan untuk gill net yaitu:
1. Bahan yang digunakan sebaiknya bahan serat
tidak mudah kelihatan.
2. Memiliki permukaan
halus dan licin. Gill net sebagai
alat penangkap ikan jenis pasif atau
dapat disebut sebagai pe n j e r a t d ibu tu h k a n k e l ic in a n permukaan, agar
ikan mudah terjerat.
3. Bentuk diameter bulat. Bentuk diameter benang yang bulat memudahkan proses masuknya
ikan kedalam mata
jaring.
4. Teksturnya padat. Kepadatan polyamide monofilament akan lebih memungkin- kan ikan
masuk kedalam mata jaring dibandingkan dengan bahan yang digunakan bertekstur lembut pada polyamide multifilament.
5. Memiliki sifat elastis. Benang
harus bisa mulur pada saat ikan memasuki mata jaring, dan segera kembali mengkerut sekaligus menjerat ketika penutup
insang ikan masuk
kedalam mata jaring.
Bahan
serat dari polyamide continuous filament dan polyethylene monofilament
(wire)
umumnya banyak digunakan pada alat penangkap ikan
jenis trawl. Kedua bahan tersebut memiliki keuntungan teknis dan ekonomis walaupun bukan bahan yang paling ideal. Trawl merupakan alat penangkap ikan yang pengoperasiannya dengan cara ditarik sehingga diperlukan bahan yang memiliki
kekuatan putus yang tinggi, ekstensibilitas yang tinggi, daya tahan
terhadap gesekan yang tinggi dan dia meter ya ng kecil. Pa da t rawl pertengahan dan permukaan bahan jaring
yang terbuat dari serat polyamide memenuhi sifat-sifat yang dibutuhkan, walaupun tidak sempurna. Benang dari polyamide memiliki sifat mampu menahan
Pada alat penangkap ikan purse seine bahan yang dibutuhkan memiliki sifat kecepatan tenggelam yang tinggi, kekuatan putus tinggi, hambatan terhadap air yang rendah dan harganya murah. Sifat-sifat tersebut didasarkan pada persyaratan dari jaring purse seine akan efektif dalam pengoperasiannya dipengaruhi oleh kecepatan mengurung gerombolan ikan, kecepatan tenggelam dinding jaring yang sangat panjang dan kecepatan penutupan jaring bagian bawah. Ketiga hal tersebut diperlukan untuk mecegah lolosnya gerombolan ikan yang selalu bergerak aktif, mengurangi pengaruh dorongan arus dan angin saat jaring beroperasi.
Menurut Supadi Ardidja (2010), bahan serat dari polyamide dan polyester continuous filament sesuai digunakan dalam jaring purse seine. Berat jenis dari polyester cukup tinggi memungkinkan diperoleh kecepatan tenggelam yang besar. Polyamide memiliki densitas dan kecepatan tenggelam yang rendah, tetapi memiliki kekuatan putus yang besar dan diameter terkecil. Untuk mencapai kecepatan tenggelam dari polyamide dapat dilakukan dengan penambahan berat pada komponen pemberat atau dengan perlakuan tarred. Ukuran benang pada purse seine tergantung pada ukuran alat penangkap ikan, posisi dan fungsi webbing, ukuran mata jaring dan jenis ikan tujuan penangkapan. Mesh size terbesar pada bagian wing, semakin kecil pada bagian badan dan paling kecil pada bagian bunt. Pada selvedge memiliki diameter benang terbesar, kemudian semakin kecil diameternya pada bagian bunt, badan dan wing.
Pada alat penangkap ikan yang menggunakan
metode penangkapan dengan tali dan pancing
secara umum bahan
utama yang digunakan
adalah gabungan antara serat
buatan dan logam atau metal. Memiliki konstruksi yang berbeda dengan alat penangkap
ikan dengan alat penangkap ikan berbahan utama
webbing. Alat penangkap ikan yang termasuk dalam metode penangkapan tersebut antara lain long line atau rawai tuna. Tipe dari rawai tuna atau long line sangat ditentukan oleh ukuran kapal dan
ikan tujuan tangkapan.. Rawai tuna atau
long line umumnya ditujukan untuk menangkap ikan pelagis
besar seperti ikan dari
jenis tuna, hiu, layaran dan lain-lain. Ikan
hasil tangkapan dengan long line
biasanya berbobot besar
antara 45-150 kg, bersifat predator dan bertenaga besar sesuai
dengan ukurannya. Sehingga bahan yang dibutuhkan untuk rawai tuna harus memiliki
sifat tidak mudah putus atau memiliki
kekuatan putus yang tinggi dan kekakuan bahan
yang besar.
Serat buatan digunakan
dalam main line, branch
line dan buoy line, sedang pada wire leader dan sekiyama dibuat
dari bahan gabungan antara serat
buatan dan logam, pancing dan swivel dibuat
dari logam, tiang
bendera dari bambu.
Bahan untuk long line tidak terlalu
banyak pilihan, perbedaan
pada
long line satu dengan
long line lainnya didasarkan pada
pengalaman praktis dari nelayan
terutama pada jumlah main
line atau
jumlah branch line per basket. Pada umumnya
bahan long line saat ini berasal dari polyamide monofilament yang dianyam yang dikenal dengan nama polyline. Pada sekiyama
terbuat dari bahan polyamide monofilament berukuran 2.5 sampai 3 mm (Ardidja 2010).
D. PEMBERAT
Pada alat
penangkap ikan komponen pemberat
berfungsi untuk menimbulkan gaya tarik ke bawah atau tenggelam dalam air. Sehingga yang termasuk pemberat
pada alat penangkap ikan adalah semua bahan
yang terpasang pada alat penangkap ikan yang memiliki
masa jenis lebih besar dari masa jenis air atau air laut. Pemberat umumnya terbuat dari timah,
besi (baja atau
berlapis baja), kuningan dan
aluminium. Pemberat juga dapat
berupa serat atau tali yang terbuat
dari bahan yang memiliki masa jenis lebih besar dari masa jenis air laut, atau terbuat dari baja, besi atau logam lain. Tali kompon yang terbuat dari gabungan serat buatan dan tali baja juga dapat
berfungsi sebagai pemberat.
Pemberat menurut Supardi Ardidja (2010), adalah semua tipe pemberat yang dipasangkan pada tali ris bawah, misalnya pada trawl ris bawah, komponen bobbin pada fish trawl (rantai, timah pemberat, segel-segel penyambung, swivel, rubber slice) dan leno, otter pendant, tackle chain (shrimp trawl). Pada jaring kerut atau purse seine, pemberat atau yang dianggap pemberat adalah pemberat timah, chain bridle (rantai besi), purse ring (stainless atau kuningan), swivel (stainless steel), purse line (polyvinylalcohol/PVA, wire). Pada alat penangkap ikan dengan metode/jenis dredger hampir seluruh komponennya termasuk dalam pemberat, pada rangka, bingkai, webbing dan rantai. Bagian-bagian yang dianggap sebagai pemberat umumnya terbuat dari logam (timah, besi, baja, kuningan dan aluminium). Pada alat penangkap ikan dengan bagian penyusun utamanya dari tali dan pancing (line dan hook) misalnya pada long line, pole and line dan lain-lain. Mata pancing selain sebagai bagian utama alat penangkap ikan juga berfungsi sebagai pemberat. Swivel, ring, segel, clamp yang umumnya terbuat dari logam dapat berfungsi sebagai pemberat.
Dalam pemilihan bahan alat penangkap ikan ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan. Menurut Supardi Ardidja (2010), beberapa petunjuk umum dalam pemilihan bahan alat penangkap ikan adalah:
1. Hindarkan penggunaan bahan yang terbuat dari serat alami, karena serat buatan memiliki sifat yang sesuai untuk bahan alat penangkap ikan.
2. W a l a u p u n s e r a t b u a t a n t e l a h dikembangkan terus menerus, namun tidak ada yang dapat memenuhi kriteria yang diperlukan oleh alat penangkap ikan. Masalahnya adalah bagaimana memilih bahan terbaik yang tersedia untuk alat penangkap ikan tertentu. Untuk ini diperlukan pengetahuan yang cukup memadai tentang sifat-sifat bahan, kebutuhan esensial dari sebuah alat, praktek dilapangan, mungkin juga perlu diujicobakan oleh para ahli alat, nelayan dan perakit.
3. Pilihan atas sejumlah jenis bahan harus didasarkan pada pertimbangan teknis dan ekonomis yang menguntungkan, jangan terpaku pada spesifikasi yang dikeluarkan oleh pabrik. Namun demikian, spesifikasi akan sangat membantu, sebab mengharapkan informasi yang benar tentang suatu bahan dari para pedagang adalah mustahil terutama di Indonesia.
4. Pada kenyataannya pertimbangan teknis terkalahkan oleh pertimbangan ketersediaan bahan dipasaran dan kemampuan permodalan serta resiko yang dihadapi.
5. Tentukan pilihan yang optimal dari berbagai sifat bahan yang tersedia sehingga mendekati kriteria dari alat penangkap ikan yang akan dibuat.
6. Pembelian bahan pemesanan dari barang yang telah diproduksi dan pesanan untuk ukuran tertentu harus jelas, gunakanlah istilah, sistem penomoran yang telah direkomendasi- kan oleh ISO untuk menghindari kesalahan pemahaman atas bahan.
Cukup jelas penjelasannya pak
BalasHapus